Universitas Kehidupan
Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau
tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
[Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan Iskan"]
Hidup adalah Anugerah Bagi Jiwa yang Ikhlas
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.
Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.
Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.
Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entrepreneur supaya punya kebebasan waktu.
Begitu jadi Entrepreneur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing.
Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.
Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh..
Punya anak satu mendambakan banyak anak.
Punya banyak anak mendambakan satu anak saja.
Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.
Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu
memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah
dimiliki tanpa rasa syukur ?
‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’
‘Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil’
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif.
Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua.
Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.
Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu
Di
sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga.
Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni
yang
cantik,
banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit
pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping
taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua
orang suka mawar, itulah salah satu
lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang
tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu
saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak
orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau
berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu
cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.
“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku
selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang
harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,”
lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan
kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri
denganmu,”
Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri
dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari
mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang
sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah
sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami
sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup
kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap
biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar,
kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik,
atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai
sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu
beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”
“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering
menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat
berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu,
kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran,
dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”
Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah
bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering
ditujukan untuk
mawar,
sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga
cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi
merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa
diberikan untuk makhluk lain.
Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain,
lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna
untuk orang lain. [Vemale]
Melepas Amarah, Meraih Keikhlasan
“
Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Andalah yang akan terbakar.” -Sidharta Gautama
Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat
kita marah dan kecewa. Tapi cepat kendalikan emosi Anda kembali. Jangan
biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa kepada pasangan,
teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita.
Kekesalan, amarah dan kekecewaan hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik, membuat Anda menerima apa yang Anda berikan.
Bila kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji, lalu
Anda menyalahkan mereka atas kekacauan semua itu, maka Anda akan
mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu.
Kembalinya keadaan itu tidak harus selalu dari orang yang Anda
salahkan, tetapi sejatinya Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang
Anda salahkan itu.
Ikhlaskanlah, maafkanlah. Hati akan terasa lebih lega dan ringan
dalam menjalani hidup, lebih fokus terhadap tujuan hidup tanpa terbebani
penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan energi positif.
“Jika saya mengikhlaskan diri saya, saya menjadi yang
saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya akan
menerima apa yang saya butuhkan” - Tao Te Ching
Semoga Tuhan mengaruniai sabar yang tak terbatas dan ikhlas yang tak
bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang
dilalui akan terasa lebih ringan
Menepati Janji
Seekor
induk rusa ketika kedua anaknya sudah mulai belajar berjalan, pada pagi
buta ketika kedua anaknya masih tidur, induk rusa keluar pergi mencari
makanan, dia bermaksud setelah pulang dari mencari makanan akan mengajar
anak-anaknya mencari makan serta menjaga diri menghindari dari bahaya.
Setelah mendapat makanan rumput hijau yang segar, saat perjalanan
pulang dia terjebak dalam perangkap yang dibuat oleh pemburu. Induk rusa
itu sambil menangis memikirkan kedua anaknya.
Pemburu akhirnya tiba, induk rusa berlutut memohon kepada pemburu
membiarkannya pulang ke rumah memberi makan serta mengajari anaknya
mencari makan, dia berjanji keesokkan harinya akan kembali ke sini
menyerahkan diri.
Pemburu melihat rusa ini dapat berbicara, di dalam hatinya sangat
terkejut dan gembira, dia memutuskan akan mempersembahkan rusa ajaib
ini kepada raja, supaya dia menjadi terkenal dan mendapat hadiah dari
raja. Tetapi setelah berpikir sejenak, dia berubah pikiran, melepaskan
induk rusa pulang.
Induk rusa bergegas berlari pulang, suasana hatinya sangat sedih
memikirkan kedua anaknya, setelah sampai dirumah dia berkata kepada
kedua anaknya, “Anak ku, mama akan menceritakan sebuah kebenaran dan
ketidakkekalan di dunia ini kepada kalian, jika kalian sudah memahami
kebenaran ini, maka kelak jika kalian menghadapi masalah apa pun.”
“Kalian nantinya tidak akan terlalu sedih lagi. Kalian harus ingat
hidup ini sangat singkat, segalanya akan berubah tidak pernah abadi,
nilai dari keluarga, kasih sayang semuanya tidak abadi….,” ujar induk
rusa itu.
Anak-anaknya sambil menangis bertanya, “Lalu kenapa mama masih harus
menepati janji kepada orang jahat tersebut?.” Induk rusa berkata, “Tanpa
Iman, dunia akan hancur, tidak ada kejujuran dunia akan runtuh, demi
kelangsungan dan harapan dunia, saya rela berkorban, daripada menipu
orang lain. Mama rela mati demi integritas, dari pada menipu untuk
hidup.”
Setelah selesai berkata sambil menahan tangisannya induk rusa berlari
keluar, anak-anak rusa mengejar dengan sekuat tenaga. Pemburu melihat
induk rusa memenuhi janjinya datang kembali, menjadi sangat terharu
dengan tangan merangkap di depan dada dan berlutut dia berkata kepada
induk rusa, “Engkau bukan seekor rusa biasa, engkau pasti jelmaan dari
Budha.”
“Welas asihmu membuat orang sangat terharu, kejujuran dan imanmu
membuat saya sangat malu. Silahkan engkau kembali, saya tidak akan
menyakiti Anda lagi, bahkan mulai saat ini saya tidak akan menyakiti
seekor binatang pun,” kata si pemburu itu.
Pelajaran yang bisa kita petik dari cerita diatas adalah:
Sifat welas asih dan kejujuran dari induk rusa ini akhirnya
membangkitkan niat baik serta membangkitkan watak dasar dan sisi baik
dari pemburu tersebut.